In:
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika, Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP), Vol. 3, No. 01 ( 2020-07-04), p. 30-37
Abstract:
Kota Bandar Lampung memiliki topografi yang cukup beragam berupa lembah maupun punggungan bukit, dalam perkembangannya banyak kawasan pemukiman yang tersebar diantara perbukitan. Bencana longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Perlu adanya kajian daerah rawan longsor beserta mitigasi bencana secara spesifik yang menjadi langkah konkrit dalam mengurangi angka korban jiwa maupun materi. Banyak faktor yang mempengaruhi rawan bencana longsor, yaitu: tingkat kemiringan dari kelerengan, tutupan lahan, jenis batuan dan tanah, serta didukung dengan data kejadian sebelumnya. Gambaran permukaan bumi khususnya daerah rawan longsor dapat direpresentasikan dalam peta, diawali dengan disusunnya dataset fundamental berdasarkan parameter yang berpengaruh kejadian longsor. Setiap parameter yang mempengaruhi kejadian longsor yang digunakan memiliki besar bobot yang berbeda dan terangkum dalam metode tumpang susun (Overlay). Meninjau area rawan di Kota Bandar Lampung terdapat sisa endapan gunungapi menghasilkan geomorfologi bukit terjal dimana penyusun batuannya adalah tuff dan breksi, yang kini bisa diamati di Kota Bandar Lampung, diantaranya adalah Bukit Sulah Sukarame, Bukit Koga Kedaton, Bukit Kaliawi dan Bukit Randu Tanjungkarang. Selain itu, terdapatnya banyak sesar yang berarah NW-SW sejajar orientasi Teluk Lampung, beberapa bukit di sekitarnya memiliki morfologi dengan curam. Batuan penyusunnya pun memiliki banyak rekahan, sehingga cenderung menjadikan lereng menjadi tidak stabil. Inilah yang membuat beberapa daerah di Kota Bandar Lampung rawan terjadi longsor.
Type of Medium:
Online Resource
ISSN:
2621-9883
,
2621-8062
DOI:
10.14710/elipsoida.2020.7769
Language:
id
Publisher:
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)
Publication Date:
2020
Permalink