GLORIA

GEOMAR Library Ocean Research Information Access

Your email was sent successfully. Check your inbox.

An error occurred while sending the email. Please try again.

Proceed reservation?

Export
Filter
  • Khudrati, Wilson Christianto  (3)
  • 1
    In: Universa Medicina, Universa Medicina, Vol. 41, No. 1 ( 2022-02-08), p. 11-17
    Abstract: BackgroundCataract has been known to cause high intraocular pressure which may lead to secondary glaucoma. Some anatomical changes in cataract patients are assumed to be factors contributing to increased intraocular pressure (IOP). The changes in IOP after cataract surgery tend to help surgeons to predict clinical outcomes. Therefore, IOP control is very important in these patients. This study aimed to determine the ocular biometric parameters and pressure-to-depth (PD) ratio associated with IOP in non-glaucomatous patients who undergo cataract surgery. MethodsA prospective study using secondary clinical data collected from 81 non-glaucomatous patients. Data were collected by examining each subject pre- and post-operatively. The changes in ocular biometry parameters and IOP were measured one week before surgery and 8 weeks after the surgery. Univariate and multivariate linear regression were performed to analyze the data. ResultsThe mean anterior chamber depth (ACD) change was 0.73 ± 0.16 mm, mean PD ratio was 5.04 ± 1.16, and the mean pre-operative IOP was 16.07 ± 2.92 mmHg, decreasing by 2.35 mm Hg (14.6 %) to 13.72 ± 3.42 mm Hg at 8 weeks postoperatively. Univariate linear regression results showed a significant correlation between PD ratio and post-operative IOP (p=0.000), but no significant association was observed between PD ratio and post-operative IOP in multiple linear regression (p=0.126). However, pre-operative IOP was significantly associated with post-operative IOP (Beta=1.244; p=0.004) ConclusionsOur data demonstrated that pre-operative IOP was the most influential risk factor of IOP reduction after phacoemulsification in non-glaucomatous p atients.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2407-2230 , 1907-3062
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Universa Medicina
    Publication Date: 2022
    detail.hit.zdb_id: 2907754-0
    Location Call Number Limitation Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 2
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Ciputra Surabaya ; 2023
    In:  Prominentia Medical Journal Vol. 4, No. 2 ( 2023-08-25), p. 17-26
    In: Prominentia Medical Journal, Universitas Ciputra Surabaya, Vol. 4, No. 2 ( 2023-08-25), p. 17-26
    Abstract: Stem cell telah menarik minat yang cukup besar dalam beberapa dekade terakhir mengingat merupakan suatu metode terapeutik baru. Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan dan kebutaan total di dunia saat ini terutama di negara-negara Afrika dan Barat yang mempengaruhi lebih dari 60 juta orang. Peningkatan Tekanan intraokular (TIO) merupakan faktor risiko utama untuk kematian retinal ganglion cell (RGC), yang fungsinya menyampaikan informasi visual ke otak dari mata melalui saraf optik. Pengurangan TIO saat ini dicapai melalui berbagai cara, termasuk terapi obat dan intervensi bedah. Namun, tidak ada terapi yang bisa mengembalikan penglihatan pasien menjadi lebih baik oleh karena sudah terjadi kematian RGC yang luas dan tidak dapat ber-regenerasi. Oleh karena itu, stem cell dapat menjadi pilihan satu-satunya untuk mengembalikan penglihatan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa pluripotent stem cell (PSC), retinal progenitor cells (RPC) dan sel Muller dapat digunakan untuk meregenerasi RGC. Akan tetapi, ampai saat ini hanya beberapa terapi stem cell yang telah disetujui untuk digunakan dalam praktik klinis penyakit mata, diantaranya inherited retinal dystrophies dan age-related macular degeneration (AMD). Penelitian lain yang dilakukan oleh vilela et al. pada tahun 2015 pada 2 pasien dengan POAG stadium lanjut menggunakan pemberian stem cell yang berasal dari bone marrow pasien tersebut (autolog) secara intravitreal, setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan elektroretinografi tidak ada respon setelah terapi dan salah satu pasien mengalami ablasio retina disertai proliferative vitreoretinopati setelah 15 hari post injeksi. Stem Cell merupakan terapi yang sangat menjanjikan bagi pasien dengan glaukoma terutama dengan stadium lanjut oleh karena kerusakan saraf optik yang dialami pasien glaukoma yang tidak dapat diperbaiki dengan terapi yang telah dilakukan sampai sekarang yaitu obat penurun tekanan intraokular maupun dengan operasi. Namun, harus diperhatikan bagaimana Teknik dan pemilihan jenis yang paling baik untuk mencapai outcome terbaik dan dengan efek samping yang paling sedikit.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2746-5357 , 2746-7856
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Ciputra Surabaya
    Publication Date: 2023
    Location Call Number Limitation Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 3
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Ciputra Surabaya ; 2021
    In:  Prominentia Medical Journal Vol. 2, No. 2 ( 2021-11-28), p. 17-26
    In: Prominentia Medical Journal, Universitas Ciputra Surabaya, Vol. 2, No. 2 ( 2021-11-28), p. 17-26
    Abstract: Stem cell telah menarik minat yang cukup besar dalam beberapa dekade terakhir mengingat merupakan suatu metode terapeutik baru. Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan dan kebutaan total di dunia saat ini terutama di negara-negara Afrika dan Barat yang mempengaruhi lebih dari 60 juta orang. Peningkatan Tekanan intraokular (TIO) merupakan faktor risiko utama untuk kematian retinal ganglion cell (RGC), yang fungsinya menyampaikan informasi visual ke otak dari mata melalui saraf optik. Pengurangan TIO saat ini dicapai melalui berbagai cara, termasuk terapi obat dan intervensi bedah. Namun, tidak ada terapi yang bisa mengembalikan penglihatan pasien menjadi lebih baik oleh karena sudah terjadi kematian RGC yang luas dan tidak dapat ber-regenerasi. Oleh karena itu, stem cell dapat menjadi pilihan satu-satunya untuk mengembalikan penglihatan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa pluripotent stem cell (PSC), retinal progenitor cells (RPC) dan sel Muller dapat digunakan untuk meregenerasi RGC. Akan tetapi, ampai saat ini hanya beberapa terapi stem cell yang telah disetujui untuk digunakan dalam praktik klinis penyakit mata, diantaranya inherited retinal dystrophies dan age-related macular degeneration (AMD). Penelitian lain yang dilakukan oleh vilela et al. pada tahun 2015 pada 2 pasien dengan POAG stadium lanjut menggunakan pemberian stem cell yang berasal dari bone marrow pasien tersebut (autolog) secara intravitreal, setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan elektroretinografi tidak ada respon setelah terapi dan salah satu pasien mengalami ablasio retina disertai proliferative vitreoretinopati setelah 15 hari post injeksi. Stem Cell merupakan terapi yang sangat menjanjikan bagi pasien dengan glaukoma terutama dengan stadium lanjut oleh karena kerusakan saraf optik yang dialami pasien glaukoma yang tidak dapat diperbaiki dengan terapi yang telah dilakukan sampai sekarang yaitu obat penurun tekanan intraokular maupun dengan operasi. Namun, harus diperhatikan bagaimana Teknik dan pemilihan jenis yang paling baik untuk mencapai outcome terbaik dan dengan efek samping yang paling sedikit.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2746-5357 , 2746-7856
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Ciputra Surabaya
    Publication Date: 2021
    Location Call Number Limitation Availability
    BibTip Others were also interested in ...
Close ⊗
This website uses cookies and the analysis tool Matomo. More information can be found here...